Senin, 07 Mei 2012

Pantai Kukup terletak di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Gunungkidul Yogyakarta. Dengan hamparan pasir putih yang merupakan ciri khas pantai-pantai di pesisir selatan pulau jawa, pantai Kukup menyajikan suatu pemandangan yang begitu asri. Hembusan angin pantai yang sepoi-sepoi membuat para pengunjung merasa nyaman berada di sini. Duduk bersantai di karang-karang yang kokoh berdiri menikmati irama debur ombak yang mendamaikan kalbu.

Pasir putih di sepanjang garis pantai Kukup, bersih mata memandang....

Di pantai Kukup ada sebuah karang yang menjorok ke laut terpisah dari daratan dengan jembatan yang terbentang. Jalan mendaki yang sengaja di buat sebagai akses ke karang tersebut semakin memanjakan para pengunjung.

Karang yang terhubung oleh sebuah jembatan. Mendekatkan diri ke dalam pelukan damai Pantai Kukup

Beberapa fasilitas yang terdapat di pantai Kukup antara lain : tempat parkir yang luas, sehingga para pengunjung tidak kebingungan untuk memarkir kendaraannya. Parkir ini terletak di pintu masuk agak jauh dari pantai sehingga pengunjung harus berjalan kaki untuk sampai di pinggir laut. Di kiri kanan jalan memasuki pantai kukup berjajar para pedagang yang menawarkan berbagai souvenir khas pantai, makanan-makanan laut dan ada juga biota laut termasuk ikan hias yang dapat dibeli dengan harga yang wajar.

Salah satu tempat beristirahat di atas karang yang berdiri kokoh di Pantai Kukup. Memperluas pandang ke hamparan ombak.

Untuk menjamin keselamatan para pengunjung, pihak pengelola menyiapkan armada SAR untuk memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan sekaligus menginformasikan kondisi pantai, ombak dan datangnya biota laut berbahaya. Perlu diketahui dan diwaspadai oleh para pengunjung, bahwa di pantai ini kadang datang ubur-ubur di kawasan pantai yang jika menggigit akan menyebabkan keracunan. Tapi jangan khawatir, tim SAR akan menginformasikan datangnya ubur-ubur dan siap membantu jika ada pengunjung yang terlanjur terkena ubur-ubur. Sebenarnya ada cara pengobatan yang manjur, yaitu dengan mengoleskan bekas gigitan dengan getah kerang-kerangan yang banyak di jual di sana. Kemudian minum kopi pahit untuk mempercepat netralisasi racun. Jadi, jangan merasa takut bermain ombak di pantai kukup selama masih mematuhi peraturan yang di sampaikan oleh tim SAR melalui pengeras suara.

Mengintip pesona Pantai Kukup Gunungkidul

Untuk para pengunjung yang ingin bermalam di Pantai Kukup tak usah binggung. Di kawasan obyek wisata Pantai Kukup, ada penginapan PONDOK WISATA yang akan melayani para wisatawan yang ingin merasakan pemandangan malam di Kukup dengan harga terjangkau.

Selamat bersantai di Pantai Kukup, membangun istana pasir putih, merasakan gulungan ombak ramah kukup atau sekedar duduk menatap hamparan luas laut sambil mendengarkan alunan orkestra alam pantai Kukup.
 
 
 
 
 
 
sumber : wisatagunungkidul
Pantai Baron, pantai paling populer di Gunungkidul, karena pantai ini adalah pantai pertama yang akan ditemui jika mengunjungi gugusan kecup mesra laut dan daratan, simbol keelokan wisata pantai Gunungkidul. Jajaran Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Sepanjang, Pantai Krakal dan Pantai Sundak berderet di sana, memanjakan pengunjung akan keriuhan ombak pembawa kedamaian kalbu.

Pantai Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 20 km arah selatan kota Wonosari (40 km dari kota Yogyakarta). Pantai yang menjadi saksi pertemuan antara air laut dan air tawar, yang merupakan hasil dari sungai yang bermuara di satu sudut pantai baron, sebagai perlambang berpadunya dua hati meski dengan perbedaan latar belakang.

Para wisatawan akan dimanjakan dengan keelokan desir angin yang mengantarkan ombak tuk bercumbu dengan hamparan pasir, begitu sabar menunggu datangnya sang kekasih. Hasil kekayaan Baron seperti udang besar (lobster), ikan bawal putih, kakap, tongkol pun siap memanjakan pengunjung, baik yang masih segar ataupun yang siap saji. Sebagai Rekomendasi, menu andalan di sini adalah Sop Kakap.

Satu momen yang teramat sayang dilewatkan adalah Upacara Sedekah Laut yang diselenggarakan oleh masyarakat nelayan setempat setiap bulan suro dalam kalender jawa, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil laut yang telah diberikan.